8 Minggu dan Surat-surat "itu" || Keluhan ||

Hei.. apa yang sedang kamu pikirkan?
adakah aku di sana..
hahaha hanya berharap,
mungkin itu terlalu berlebihan.

Hari ini aku sangat lelah, tapi menyempatkan waktu mampir di depan komputerku. Menulis hal yang tidak lazim lelaki lakukan. Sebuah catatan yang feminim, tapi bukan "bencong".

Setahun yang lalu aku pernah berujar untuk memasuki kehidpan yang baru, melupakan banyak hal yang kelam di masa terdahulu. Aku pikir itu adalah janji seseorang yang berada di ambang keputusasaan.

Saat ini, ketika kusadari keegoisanku untuk melupakan kenangan hitam membuat indahnya cahaya kenangan berpaling dariku. Aku sadar saat aku menginginkan cahaya maka aku harus juga mencintai bayangan.

Dan inilah saatnya untuk melanjutkan langkahku.

Hah...
aku menarik napas sejenak. Berharap setelah tulisan ini selesai, lelah jiwaku akan sedikit hilang.

Ini baru 8 minggu sebagai langkah awalku untuk berubah, menatap apa yang aku impikan. Kali ini impianku sangat sederhana dan tidak muluk-muluk lagi. Minggu-minggu itu ternyata sangat melelahkan, bagaimana dengan selanjutnya?

Aku tau aku tidak boleh mengeluh.

Karena ini tulisanku, maka aku merasa berhak untuk mengeluh... hanya pada tulisan ini.

Delapan minggu ku jalani tanpa sekalipun merasakan liburan, kadang ada hari-hari tertentu aku memiliki kesempatan untuk sedikit bersenang-sengang. Dan jujur aku sangat ingin memberikan waktu itu untuk "mu". Tapi itu tidak pernah terwujud karena alasan yang tidak aku mengerti.

Kadang aku tidak mandi sebelum ketempat kerja, karena waktuku yang begitu "sempit". Ini sangat tidak menyenangkan karena aku merasa sangat bau. Oh yaa.. aku biasanya mengejek orang lain yang seperti itu, tapi kini itu tertuju padaku.

Bakan aku tidak punya waktu untuk bangun siang!

Hari ini aku berpikir, akankah aku punya pacar? jika waktu untuk diriku sendiri tidak ada...
Sangat menyakitkan saat kudengar seorang guru berujar, "Jika kamu ingin memenangkan hati seorang wanita, maka berikanlah waktumu untuknya".
Dan aku tidak bisa melakukannya, mungkin harapanku untuk memenangkan hatinya sudah "TAMAT".

Keluhanku lagi, aku semakin banyak menghabiskan uang.. kebutuhanku meningkat tajam. Tidak menyenangkan jika uang dihabiskan untuk hal yang tidak menyenangkan walau itu kebutuhan sekalipun. hah... "aku pikir ini terlalu kekanak-kanakan". Terus kapan aku bisa membeli kamera impianku?

Hehehe.. yang paling menyebalkan adalah rambutku semakin sulit dirapikan. Cukup memalukan saat rambutku dibilang sarang burung oleh orang lain. Tapi aku tetap tidak tega memangkasnya.

Ngomong-ngomong soal rambut, ternyata rambut mantan pacarku masih agak ikal panjang. Makin indah saja, tadi sore aku lihat dia melintas tersenyum di depanku. Huah.. dia masih saja cantik, meskipun sedang hamil dan sang suami mendampinginya berjalan. Dia sembunyi-sembunyi trersenyum padaku.

Senang melihatnya bahagia...

Masih ingat jelas saat kubaca surat darinya diatas KAP angkot dengan gaya sok jagoan. Surat itu berisi kata-kata indah darinya tapi intinya adalah kata "PUTUS". Hahaha.. aku hampir jatuh dari atas KAP angkot saat itu. Aku masih beruntung sempat menikmati gaya pacaran tradisional, ehem.. "dengan surat-suratan maksudnya (bukan sms-an)" Sangat banyak surat darinya, aku simpan dalam dompet besar pemberian Bapakku. Sering kubaca baca lagi setiap aku rindu, jauh saat sudah aku di "putusin". Sampai akhirnya entah kenapa aku begitu emosi dan kuputuskan membakar surat-surat itu di dalam kamar tidurku. Yang berakibat aku dituduh merokok sama Bapakku, akupun dihukum tidak boleh maen bola seminggu. (Kalimat-kalimat terakhir pada paragraf ini kebanjiran akhiran "U").

Sebenernya begitu banyak yang ingin aku keluhkan, tapi setelah pikiranku terjerumus akan surat-surat "itu" aku jadi lupa. Ijinkan aku menyendiri lagi, tanpa suara apapun..

Aku akan tersenyum bahagia disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar